Dalam peta kepariwisataan nasional, potensi DIY menduduki peringkat kedua setelah Bali. Penilaian tersebut didasarkan pada beberapa faktor yang menjadi kekuatan pengembangan wisata di DIY. Pertama, berkenaan dengan keragaman obyek. Dengan berbagai predikatnya, DIY memiliki keragaman obyek wisata yang relatif menyeluruh baik dari segi fisik maupun non fisik, di samping kesiapan sarana penunjang wisata. Sebagai kota pendidikan, Yogyakarta relatif memiliki sumber daya manusia yang berkualitas.
Disamping itu, terdapat tidak kurang dari 70.000 industri kerajinan tangan, dan sarana lain yang amat kondusif seperti fasilitas akomodasi dan transportasi yang amat beragam, aneka jasa boga, biro perjalanan umum, serta dukungan pramuwisata yang memadai, tim pengamanan wisata yang disebut sebagai Bhayangkara Wisata. Potensi ini masih ditambah lagi dengan letaknya yang bersebelahan dengan Propinsi Jawa Tengah, sehingga menambah keragaman obyek yang telah ada. Kedua, berkaitan dengan ragam spesifisitas obyek dengan karakter mantap dan unik seperti Kraton, Candi Prambanan, kerajinan perak di Kotagede. Spesifikasi obyek ini msih didukung oleh kombinasi obyek fisik dan obyek non fisik dalam paduan yang serasi. Kesemua faktor tersebut memperkuat daya saing DIY sebagai propinsi tujuan utama (primary destination) tidak saja bagi wisatawan nusantara maupun wisatawan mancanegara. Sebutan Prawirotaman dan Sosrowijayan sebagai 'kampung internasional' membuktikan kedekatan atmosfir Yogyakarta dengan 'selera eksotisme' wisatawan mancanegara.
Menurut penelitian Puslitbang Pariwisata pada tahun 1980, pariwisata Yogyakarta memiliki beberapa kekuatan daya tarik, seperti iklim yang baik, atraksi pemandangan yang beragam, budaya yang menarik dan sejarah, masyarakat yang ramah dan bersahabat, akomodasi khas, gaya hidup, harga yang pantas.
Ragam obyek wisata Yogyakarta seluruhnya terdiri atas 31 obyek wisata budaya dan 19 obyek wisata alam. Dilihat dari wilayah pencapaiannya, obyek wisata di atas semuanya terbagi dalam tujuh zona, yaitu :
Disamping itu, terdapat tidak kurang dari 70.000 industri kerajinan tangan, dan sarana lain yang amat kondusif seperti fasilitas akomodasi dan transportasi yang amat beragam, aneka jasa boga, biro perjalanan umum, serta dukungan pramuwisata yang memadai, tim pengamanan wisata yang disebut sebagai Bhayangkara Wisata. Potensi ini masih ditambah lagi dengan letaknya yang bersebelahan dengan Propinsi Jawa Tengah, sehingga menambah keragaman obyek yang telah ada. Kedua, berkaitan dengan ragam spesifisitas obyek dengan karakter mantap dan unik seperti Kraton, Candi Prambanan, kerajinan perak di Kotagede. Spesifikasi obyek ini msih didukung oleh kombinasi obyek fisik dan obyek non fisik dalam paduan yang serasi. Kesemua faktor tersebut memperkuat daya saing DIY sebagai propinsi tujuan utama (primary destination) tidak saja bagi wisatawan nusantara maupun wisatawan mancanegara. Sebutan Prawirotaman dan Sosrowijayan sebagai 'kampung internasional' membuktikan kedekatan atmosfir Yogyakarta dengan 'selera eksotisme' wisatawan mancanegara.
Menurut penelitian Puslitbang Pariwisata pada tahun 1980, pariwisata Yogyakarta memiliki beberapa kekuatan daya tarik, seperti iklim yang baik, atraksi pemandangan yang beragam, budaya yang menarik dan sejarah, masyarakat yang ramah dan bersahabat, akomodasi khas, gaya hidup, harga yang pantas.
Ragam obyek wisata Yogyakarta seluruhnya terdiri atas 31 obyek wisata budaya dan 19 obyek wisata alam. Dilihat dari wilayah pencapaiannya, obyek wisata di atas semuanya terbagi dalam tujuh zona, yaitu :
Zona 1 | Wilayah | Sleman Utara di daerah lereng Gunung Merapi |
Obyek Wisata | Wisata alam dan pegunungan Hutan wisata Kaliurang, bumi perkemahan, tempat pendakian Bebeng, pemandian, taman rekreasi anak-anak | |
Zona 2 | Wilayah | Sleman bagian Timur dan Gunungkidul bagian Utara |
Obyek Wisata | Wisata peninggalan purbakala Candi-candi (Hindu dan Budha); situs purbakala | |
Atraksi | Sendratari ramayana | |
Zona 3 | Wilayah | (sebagian) Kabupaten Bantul dan (sebagian) Kabupaten Gunungkidul |
Obyek Wisata | Wisata pendidikan dan alam pantai Hutan Wanagama, Hutan Rancang Kencono, Goa Ngglanggeran, Pantai Baron-Kukup-Krakal, Pantai Wediombo | |
Zona 4 | Wilayah | (sebagian) Kabupaten Bantul |
Obyek Wisata | Wisata rekreasi dan budaya di pantai Pantai Parangtritis, Goa Langse | |
Atraksi | Upacara Adat Kraton Yogyakarta (insidental) | |
Zona 5 | Wilayah | Kabupaten Kulonprogo bagian Selatan dan (sebagian) Kabupaten Bantul |
Obyek Wisata | Wisata budaya, alam pantai, olahraga pantai Pantai Congot, Pantai Glagah, Pantai Samas, Goa Selarong | |
Zona 6 | Wilayah | Kabupaten Kulonprogo bagian barat |
Obyek Wisata | Wisata ala, dan spritual Goa Kiskendo, Sendangsono, Pegunungan Samigaluh, Pegunungan Kalibawang | |
Zona 7 | Wilayah | Kotamadya Yogyakarta dan sekitarnya |
Obyek Wisata | Wisata budaya Pantai Congot, Pantai Glagah, Pantai Samas, Goa Selarong |
Secara lebih terperinci, obyek-obyek tersebut digolongkan dalam tiga kategori, (1) Obyek Wisata Alam, yang berupa obyek wisata pantai, pegunungan, dan goa, (2) Obyek Wisata Sejarah, yang berupa peninggalan sejarah kerajaan, petilasan, pemakaman, candi, dan lain sebagainya. Sebagai contoh, Kraton Yogyakarta, Tamansari (Water Castle); Makam Imogiri (makam raja-raja Mataram); Candi Prambanan, Candi Kalasan, Petilasan Ratu Boko, dan lain-lain, (3) Obyek Wisata Budaya, yaitu berupa obyek budaya publik yang sampai kini masih terpelihara, baik yang berujud kesenian maupun adat istiadat, seperti Sendratari Ramayana, Wayang Kulit, Wayang Golek, Sekaten, Grebeg Maulud, Grebeg Syawal, Grebeg Besar, dan Labuhan. Di samping itu ada beberapa potensi obyek wisata yang masih dalam pengembangan yang tersebar di setiap Dati II, yaitu :
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar